KETIKA mengadakan kunjungan ke sebuah stasi yang berada di pedalaman, saya menyempatkan diri untuk bergabung dengan lingkungan basis untuk mengadakan doa bersama. Saya yang memimpin doa dan khusus untuk doa rosario, saya mempercayakan seorang guru agama untuk memimpinnya. Dia memilih peristiwa gembira untuk direnungkan dalam doa rosario itu. Pada peristiwa gembira yang kedua, ia mengajak umat untuk merenungkan peristiwa “Elisabeth mengunjungi Maria.”
Mendengar peristiwa ini, saya tergidik diam sambil berkata dalam hati, mungkin guru agama keliru karena formulasi yang benar adalah Maria mengunjungi Elisabeth, saudaranya. Seusai doa, aku mendekati guru agama itu dan berkata padanya. Maaf pak, mungkin bapak salah pada saat menyebut peristiwa rosario yang kedua tadi. Yang benar adalah Maria mengunjungi Elisabeth dan bukan sebaliknya. Dengan serta merta, guru agama itu menjawab, “sekali-kali ada kunjungan balasan.” Tidak hanya Maria yang mengunjungi Elisabeth tapi juga Elisabeth mengunjungi Maria.*** (Valery)